Nan[root] and Net[route]

โ€œWe can only see a short distance ahead, but we can see plenty there that needs to be done.โ€ - Alan Turing

Jakarta/Indonesia:
Loading...

By Ferdinan Rizky โ€ข Aug 3, 2025 - 3 minute read

Mengenal KINDNS: 7 Prinsip Utama Resolver DNS yang Aman dan Modern

KINDNS

Apa Itu KINDNS?

KINDNS (Knowledge-sharing and Instantiating Norms for DNS and Naming Security) adalah program global dari ICANN yang bertujuan:

  • Meningkatkan keamanan dan keandalan DNS.
  • Memberikan panduan operasional terbaik (best practices) kepada operator DNS resolver dan authoritative server.
  • Memastikan layanan DNS tidak menjadi titik lemah (vulnerable) dalam sistem komunikasi internet.

Mengapa Resolver DNS Harus Sesuai Prinsip KINDNS?

DNS resolver adalah titik awal komunikasi semua layanan internetโ€”apapun yang kita akses di web selalu dimulai dari query DNS.

Jika resolver:

  • Tidak aman โ†’ bisa diserang (DNS poisoning, spoofing).
  • Tidak terenkripsi โ†’ bisa disadap (eavesdropping).
  • Tidak tervalidasi โ†’ bisa menerima jawaban palsu.

Maka seluruh jaringan dan pengguna di belakangnya berisiko tinggi terkena serangan siber.


๐Ÿ”‘ Tujuh Prinsip KINDNS untuk DNS Resolver

๐Ÿ›ก๏ธ 1. Validasi DNSSEC

Apa itu:
DNSSEC (Domain Name System Security Extensions) memastikan jawaban DNS berasal dari sumber yang sah melalui tanda tangan digital.

Kenapa penting:
Melindungi pengguna dari serangan seperti DNS spoofing atau cache poisoning.

Best Practice:

  • Aktifkan DNSSEC di resolver (misalnya unbound dengan val-permissive: no dan auto-trust-anchor-file).
  • Uji menggunakan domain seperti dnssec-failed.org untuk memastikan resolver memblokir domain dengan tanda tangan rusak.

๐Ÿ”’ 2. Mendukung Enkripsi DNS (DoT / DoH / DoQ)

Apa itu:
Mengenkripsi query DNS menggunakan:

  • DoH (DNS over HTTPS)
  • DoT (DNS over TLS)
  • DoQ (DNS over QUIC)

Kenapa penting:
Mencegah penyadapan kueri DNS oleh ISP atau pihak ketiga.
Meningkatkan privasi end-user.

Best Practice:

  • Gunakan forwarder seperti Cloudflared, Stubby, atau dnscrypt-proxy.
  • Pastikan fallback ke plain DNS dinonaktifkan.

๐Ÿงฝ 3. Pembersihan (Sanitization) dan Filtering DNS

Apa itu:
Menyaring kueri dan jawaban DNS yang berbahaya.

Kenapa penting:
Memblokir domain:

  • Malware
  • Phishing
  • Komunikasi C2 botnet

Best Practice:

  • Gunakan DNS firewall seperti Pi-hole, AdGuard Home, atau layanan upstream seperti Quad9.
  • Tambahkan blocklist yang diperbarui otomatis.

๐Ÿง  4. Otomatisasi & Proses Update Reguler

Apa itu:
Menjaga sistem resolver tetap up-to-date dan tidak bergantung pada proses manual.

Kenapa penting:

  • Mengurangi human error.
  • Menutup celah keamanan lebih cepat.

Best Practice:

  • Gunakan systemd timer atau cronjob untuk update.
  • Monitor log DNS resolver secara otomatis menggunakan Prometheus/Loki + Alertmanager.

๐Ÿ” 5. Stabilitas Operasional dan Failover

Apa itu:
Membuat resolver tetap tersedia walaupun ada kegagalan sistem.

Kenapa penting:
Jika resolver mati, seluruh koneksi internet ikut mati.

Best Practice:

  • Gunakan lebih dari satu upstream resolver.
  • Gunakan Docker + Portainer untuk deploy instan jika crash.
  • Aktifkan restart otomatis (contoh: restart: always di Docker Compose).

๐Ÿ” 6. Monitoring dan Logging Bertanggung Jawab

Apa itu:
Mencatat aktivitas DNS secara real-time namun tetap menjaga privasi pengguna.

Kenapa penting:

  • Untuk analisis performa dan troubleshooting.
  • Untuk mendeteksi domain mencurigakan.

Best Practice:

  • Gunakan tools seperti Grafana, Loki, dan Promtail.
  • Hindari menyimpan alamat IP pengguna secara langsung (pseudonimisasi).

๐Ÿ” 7. Privasi dan Pengendalian Akses

Apa itu:
Membatasi siapa saja yang bisa menggunakan resolver dan seberapa banyak data mereka terekam.

Kenapa penting:

  • Mencegah penyalahgunaan resolver oleh pihak luar.
  • Melindungi data DNS sebagai data sensitif.

Best Practice:

  • Batasi resolver hanya untuk jaringan lokal (bind hanya ke 127.0.0.1 dan IP internal).
  • Gunakan firewall (UFW, iptables, nftables) untuk memblokir akses publik.
  • Nonaktifkan fitur query logging yang tidak diperlukan.

Contoh Stack Resolver Sesuai KINDNS

[Client] โ†’ [Pi-hole] โ†’ [Unbound (with DNSSEC)] โ†’ [Cloudflared (DoH to Cloudflare)]
  • Pi-hole: Menyaring domain berbahaya dan iklan.
  • Unbound: Resolver DNS independen dengan validasi DNSSEC.
  • Cloudflared: Forwarder DNS yang terenkripsi (DoH) ke penyedia tepercaya seperti Cloudflare.

Dengan stack ini:

  • DNS dienkripsi (Cloudflared DoH),
  • divalidasi (Unbound + DNSSEC),
  • difilter (Pi-hole),
  • dan diaudit (logging via Grafana/Loki jika diaktifkan).

Kesimpulan

KINDNS bukan hanya sekadar standar teknis, tetapi komitmen moral bagi operator DNS untuk menjaga ekosistem internet yang:

  • โœ… Aman
  • โœ… Transparan
  • โœ… Tangguh dari serangan

Mengimplementasikan prinsip KINDNS menjadikan kita bagian dari solusi dalam dunia digital yang makin kompleks dan rentan.


Referensi

KINDNS ICANN Initiative